a Moment – Drink Scene.
“Ini kita mau kemana?” Sharon bertanya pada Jessen.
For Your Information, mereka berdua kini tengah berada di dalam mobil yang Jessen kendarai, setelah Jessen sempat harus menunggu lebih lama perkara uang kembalian.
“Makan, energi gue habis karena terkuras emosi.” Dengan nada menyindir, Jessen menjawab pertanyaan Sharon.
“Ya maap kan gue gak tahu kalo ibunya gak ada kembalian.” Sharon membela diri sambil kembali meluruskan kepala yang sempat ia tolehkan untuk bertanya pada Jessen.
“Lo aja yang gak mikir, beli aqua satu pake uang seratus ribu.” Cerca Jessen dengan keki, sumpah demi Tuhan, hari ini kesabaran Jessen di uji habis-habisan oleh Sharon.
“Gue beli dua kok, nih buat lo satu, biar gak emosi hehe” Dengan tanpa rasa bersalah sama sekali Sharon memamerkan kantong plastik berisi dua botol air mineral, lalu mengambil satu dan menyodorkannya pada Jessen.
“Nih minum dulu biar adem.” Entah dapat hikmah apa gadis itu malah menawarkan hal yang malah membuat Jessen semakin dilanda emosi.
“Lo gak lihat gue lagi nyetir?” Jessen memberikan tatapan tajamnya pada Sharon.
“Eh jangan salah loh, sama ibunya di kasih sedotan.” Ada saja hal lainnya, Sharon betul-betul mengeluarkan sebuah sedotan dari kantong plastik tadi, kemudian gadis itu membuka botol dan memasukan sedotan kedalamnya.
“Nih minum.” Sharon menyodorkannya pada Jessen membuat pria itu menoleh.
Jessen mengangkat satu alisnya, menatap Sharon sesaat dengan perasaan sedikit heran bercampur keki, sebelum kembali fokus pada jalanan di depan.
“Ada gue bilang gue haus?” Ujar Jessen jutek, masih fokus pada konsentrasi menyetirnya tanpa sedikitpun menoleh untuk sekadar melirik pada Sharon.
Mendengarnya Sharon mendesis kesal. “Yaudah kalo gamau—” Pergerakan serta ucapan Sharon terputus, Jessen memutuskan untuk meminum air yang botolnya Sharon pegangi.
“Pegang yang bener, niat ngasih gue minum gak?” Sharon-pun patuh, bahkan ia membenarkan posisinya lebih dekat pada Jessen agar air-nya tidak tumpah.