Dangerous
Aulia terdiam sesaat, di depan pintu kamar Gino ia berdiri dengan perasaan ragu untuk melanjutkan langkahnya.
Mengambil nafas untuk sesaat, Aulia mengetuk pintu dihadapannya.
“Gino, bangun...”
Hening, sama sekali tak terdengar adanya kehidupan dibalik pintu yang ia ketuk.
“Masuk aja deh..” Aulia memutuskan.
Dengan perlahan Aulia membuka pintu, untuk kemudian ia masuki, segera Aulia disambut dengan pemandangan dimana Gino, si pria dengan penuh emosi dan segala sifat buruknya tengah tertidur dengan damainya.
Kalau boleh jujur, Aulia sebenarnya takut untuk mendekat, apalagi mencoba membangunkan, akan tetapi situasinya memaksa.
Ada dua pemikiran situasi yang saling bertabrakan dikepalanya.
Pria itu, baik Aulia bangunkan maupun tidak, konsekuensi Aulia menerima segala caci-maki dan amarahnya tetap akan ada, tapi akan lebih buruk jika Aulia tidak melakukannya.
Makanya meski ragu, Aulia tetap mendekat, sempat bingung sesaat namun akhirnya terlaksana juga.
Aulia mengguncang-guncang tubuh Gino, dari perlahan hingga cepat, Aulia berusaha tak lupa ia gunakan suaranya seperti “Gino.. bangun...”
Namun hening, tidak ada pergerakan sama sekali, pria itu tampak seperti tak tergubris.
Aulia mendekat lagi, kali ini ia mengikis jaraknya, sadar atau tidak tetapi wajah Aulia sudah berada diatas wajah Gino, dengan telapak tangan Aulia yang menampar-nampar pelan pipi Gino, sebuah usaha agar pria itu membuka matanya.
“Gino.....” Kali ini bukan lirihan seperti sebelumnya, Aulia mengeluarkan suaranya dengan jelas.
“Bang—” Terhenti, kalimatnya terhenti, Gino membuka matanya menatap langsung mata Aulia dari jarak yang hanya beberapa centi saja.
“Ngun...” Kali ini yang keluar lirihan pelan, tanpa sadar kalimatnya ia lanjutkan, entah bagaimana Aulia merasa seperti sedang di hipnotis.
Tatapan Gino kepadanya amat murni, mungkin karena pria itu baru saja bangun, tidak ada gurat marah dan benci seperti biasanya, dan Aulia terpana melihatnya.
“Hmmm” Gino menggumam, suara berat khas laki-laki yang baru saja bangun itu membuat Aulia semakin membeku.
Ada apa ini?
“Ngapain liat-liat?” Tidak sekadar biasanya, mas yang kali ini Aulia dengar sangat lembut, tidak ada kesinisan sama sekali didalamnya membuat Aulia terhanyut, namun sepersekian detik kemudian Aulia tersadar.
Kontak mata itu kemudian terputus, dengan Aulia yang mengerjap-ngerjap sebelum kemudian menjauh memutus jarak kedekatan mereka.
Melihatnya, Gino bangun dari tidurnya kemudian duduk, mengusap wajah dan rambutnya kasar, lalu dengan gerakan malas turun dari ranjang dan melangkah masuk ke dalam kamar mandi.
Sementara itu Aulia masih terpaku ditempatnya.
“Bahaya...” Ujar Aulia.
Ya, ini berbahaya. Gino yang tidak marah dan mencaci maki adalah definisi dari bahaya yang sesungguhnya, sebab bukannya merasa aman, Aulia mendapati jantungnya berdegup melebihi tempo dari biasanya.