Halo Pacar.


“Gue di depan Ca.”

Sharon membaca pesan yang Jessen kirimkan padanya, ia-pun bergegas keluar dari kamar kostnya untuk segera menemui Jessen.

Sembari memakai sepatu di teras kamar kostnya, Sharon melihat kearah Jessen yang tengah stand by berdiri sambil bersandar pada mobil, menunggui dirinya.

Sharon berlari-lari kecil saat menghampiri Jessen. “Jangan lari-lari Ca.” Jessen memperingati, sebab jalanan depan kostan Sharon itu tidak rata, banyak batu-batu yang mencuat akibat aspal jalan yang terkikis.

“Halo pacar!” Sapa Sharon dengan riang hati saat sampai di hadapan Jessen, membuat pria yang kini menyandang status sebagai pacarnya itupun tertawa.

“Halo juga pacar!” Jessen membungkukan badannya seraya mengacak-ngacak pelan puncak kepala Sharon.

Mereka berdua saling bertatapan, lalu kemudian tertawa secara bersamaan, suasana diluar-pun lagaknya menjadi sehangat perasaan mereka, baik Jessen maupun Sharon betul-betul tengah dibuat tenggelam oleh perasaan masing-masing.

“Let's go, babe!” Jessen bersuara, mendengarnya Sharon kembali tertawa. Jessen meraih pergelangan tangan Sharon, lalu membawa gadis itu masuk kedalam mobil yang pintunya sudah ia bukakan.