I Found Her.
Gaduh dan ramai. Dua kata itu tepat sekali untuk menggambarkan suasana di unit sebelah apartemen Jemian.
“Mbak, ini sofa jadi ditaruh sini?”
“Jadi, mas.”
“Mbak, ini TV penempatannya udah oke belum?”
“Kurang miring ke sini, mas.”
“Mbak, tadi katanya minta angkatin rak sepatu, rak nya dimana ya?”
“Oh iya, masih ada di pick up mas.”
Suara-suara saling bersahutan antara para pekerja pria dan seorang gadis terdengar oleh rungu Jemian. Pria itu tengah berdiri di depan unit yang penuh dengan kesibukan itu, berlalu lalang orang keluar-masuk dari unit tersebut hingga menghambat langkah Jemian yang hendak menuju pada unit-nya.
“Buset, ini gua kapan lewatnya kalo gini terus.” Keluh pria itu dalam batinnya, sebab tiap Jemian hendak melangkah, tiap itu jua satu orang lewat, entah itu keluar atau masuk.
Jemian menarik napasnya dalam, masih berusaha sabar akan situasi ini. Namun lagaknya usahanya itu tak begitu membuahkan hasil, Jemian kehilangan kesabarannya, hari ini situasi di kelasnya cukup melelahkan hingga pria itu ingin sekali buru-buru pulang dan tidur, namun tertahan sebab berlalulalang-nya orang-orang ini.
“MAS MISI MAS, SAYA MAU LEWAT.” Jemian jadi berteriak, ah masa bodoh lah, pikirnya. Sedari tadi pria itu sudah berusaha untuk tenang dan tidak meluap-luap seperti ini, namun malah berujung gagal.
Karena teriakan Jemian tadi, sontak semua kesibukan di area itu terhenti, terganti dengan tatapan heran dan terkejut orang-orang yang sedari tadi kesana-kemari.
Jemian lantas kikuk ditempat, sungguh bukan maksud dirinya untuk menjadi pria yang terlihat gila sebab tiba-tiba berteriak dan marah seperti tadi.
Jemian beradu pandang dengan salah satu pria pekerja yang tengah mendorong masuk rak sepatu. “Hehe” Tiba-tiba saja Jemian melempar cengiran bodoh yang membuat pria pekerja itu saling melempar tatap dengan temannya yang membantu mendorong rak sepatu.
Situasinya benar-benar awkward sekali, bahkan Jemian jadi tak berani melangkah lewat, padahal alasannya berteriak seperti tadi adalah agar pria itu bisa lewat.
Lalu seorang gadis muncul dari pintu unit yang terbuka. “Ada apa mas? kok pada diem kayak gini?” Tanya si gadis pada pria pekerja yang berada di depan Jemian.
Sambil memberikan isyarat lewat mata yang menunjuk kearah Jemian, pria pekerja itu berkata memberikan penjelasannya. “Gatahu mbak, tiba-tiba mas itu teriak marah-marah, jadi saya reflek berhenti.”
Mendengar penjelasan tersebut, gadis itupun berbalik badan dan menoleh.
DEG!
Jantung Jemian seakan berhenti berdetak, waktu disekitarnya-pun seakan berhenti.
Itu dia! Gadis yang ada di kameranya. Gadis asing dengan senyuman paling memikat yang pernah Jemian lihat.
“Ada apa ya mas? Kenapa tiba-tiba marah-marah?”
Jemian reflek tersenyum sumringah, matanya yang tadi mengantuk kini berbinar cerah.
“Dude! I found her.”