I Think I'm Doing Something Right.


“Ra, aku didepan” “Perlu masuk dulu ke rumah ga?”

Itu dua notifikasi pesan dari Jericho yang muncul di lock screen ponselnya.

“Nggak usah, di rumah lagi ga ada orang, Bunda lagi ke Supermarket”

Setelah mengetikan balasan pada Jericho, Tara segera ke luar kamarnya lalu bergegas ke luar dari rumahnya.

“Hai.” Sapa Tara pada Jericho saat gadis itu keluar dari gerbang rumah nya.

“Hai.” Jericho membalasnya.

Kini, singkat cerita keduanya sudah berada di dalam mobil yang tengah Jericho kemudikan menuju arah Bandara.

Ya betul, seperti percakapan mereka kemarin, Jericho akan menjemput Lauren, Ayahnya yang kini sedang dalam perjalanan mendekati kota kelahirannya.

Dan seperti percakapan mereka kemarin pula, Tara ikut menemani Jericho atas permintaan pria itu sendiri. Sebab kalau boleh jujur, rasanya Jericho tak sanggup sendirian menemui Ayah biologisnya yang sudah bertahun-tahun tak ia temui itu.

Finally, aku bakalan ketemu Papa lagi.”

Tara menoleh kala mendengar perkataan Jericho. “Are you happy?”

“Maybe?” Jawab Jericho memberikan kesan ke-ambiguan. Namun tentu saja, Tara mengerti apa arti dari jawaban pria itu.

Jericho berusaha mengatakan bahwa pria itu tidak tahu apakah perasaannya senang, sedih, atau apa sebab pria itu tak bisa menjelaskannya.

Maka dari itu, Tara mengangguk saat mendengar jawaban dari pria yang kini kembali memfokuskan diri pada jalanan di depan sana.


14.51

Dua orang pria kini sudah berhadapan. Jericho berdiri dihadapan seorang pria yang tengah berdiri sambil memegang koper ditangannya. Jarak beberapa langkah dibelakangnya, ada seorang wanita seumuran sang pria yang juga tengah memegangi sebuah koper.

“Hello, Pa.” Jericho berusaha untuk menyapa terlebih dahulu.

Terlihat Lauren, sang Ayah hanya manggut-manggut sesaat sebelum bergerak maju dan memeluk Jericho.

Hanya beberapa saat sebelum akhirnya pelukan mereka terlepas. Kini Lauren menoleh pada sang wanita di belakang, memberikan isyarat pada wanita itu untuk maju mendekat.

“Hello, Jericho.” Wanita itu, Victoria menyapa Jericho. Wanita yang seumuran dengan Lauren itu menyapa Jericho dengan perasaan sedikit cemas dan canggung. Wajar saja, terakhir Victoria bertemu dengan Jericho adalah saat pria itu berumur sekitar 15 tahun, saat Victoria dan Lauren melangsukan pernikahan mereka. Lalu setelahnya, Victoria tidak pernah lagi bertemu dengan Jericho hingga saat ini.

Saat dimana Jericho tersenyum tipis padanya seraya mengatakan perkataan basa-basi seperti “You look beautiful.”

Ya, seperti itu. Meski hanya basa-basi, namun Victoria merasa sangat senang mendengarnya.

“And this is..” Victoria melihat kearah Tara yang berdiri dua langkah dibelakang Jericho.

“Tara.” “My girlfriend.”

Tara tersenyum pada Victoria dan juga Lauren yang tengah berdiri berdampingan. Gadis itu maju mendekat pada mereka lalu menyapa sambil mengulurkan tangannya.

“Ini yang soon menjadi tunangan Jericho lalu jadi menantu saya?” Lauren berkata demikian seraya menjabat uluran tangan dari Tara.

Semuanya tertawa saat mendengar perkataan Lauren, termasuk Jericho.

Iya benar, Jericho tertawa sebab entah mengapa dirinya merasa ini semua tidak terlalu buruk.

Pertemuan ini, sapaan ini dan itu, lalu lelucon yang baru saja dilontarkan oleh Papa-nya, entah mengapa semua itu membuat sesuatu dalam dirinya terasa membaik.

Jericho kemudian mundur selangkah, mata pria itu memandangi pemandangan dimana Tara, Papa-nya, dan Victoria tengah memperbincangkan sesuatu. Jericho lalu tersenyum, tangan pria itu bergerak mengambil ponsel, lalu memotret mereka bertiga. Sesaat, Jericho pandangi gambar yang baru saja ia ambil, kemudian jemari pria itu bergerak mengirimkannya pada Olivia seraya mengetikan sebuah pesan

“I think i'm doing something right”