Luka dan Obat.

Kamu adalah luka yang paling serius, tapi kamu juga adalah obat yang paling ampuh.

Aulia Nabila


Siapa bilang Aulia tak rindu?

Aulia rindu. Sendirian dan selalu dalam diamnya. Ia amat merindukan Gino.

Entah apa yang lebih kuat, rasa rindu atau rasa sakit, pada intinya semua terasa menyiksa. Maka dari itu Aulia memilih untuk memastikan.

Saat Gino memeluknya, rasanya semuanya runtuh. Pertahanan serta rasa sakitnya, semuanya meluruh.

Aulia balas pelukan pria itu, membalas dengan sama eratnya dan bersamaan dengan tangisnya Aulia merasa nyaman, Aulia merasa menemukan sesuatu yang hilang.

“Don't cry. I'm sorry for all.” Mendengarnya tangisan Aulia pecah, tubuhnya tambah bergetar.

Aulia merasakan usapan serta ciuman pada rambutnya. Aulia merasa benar, Aulia merasa menemukan pijakannya. Pada akhirnya ia merasakan tubuhnya di topang dengan segala beban yang terangkat, dan Aulia merasa tenang.

Setelah tangisannya mereda, pelukan kedua insan itu melonggar, kini Aulia mendapati wajah Gino yang ternyata jadi basah, pria itu ternyata menangis.

Tangan Gino menangkup wajahnya, kemudian menatap Aulia tepat dimata.

“Bosen nggak kalo gue minta maaf lagi?” Tanyanya pada Aulia.

Air mata Aulia menetes, lalu ia tersenyum kemudian menggeleng.

“Maaf..” “Maaf karena udh bikin lo menderita, maaf karena udah bikin hidup lo hancur, maaf atas semua rasa sakit yang udah gue kasih sama lo.” Giorgino mengatakannya dengan sangat lembut dan nada penuh penyesalan.

“Di maafin kan?” Tanya Gino.

Aulia mengangguk, Aulia sudah memaafkan, sebab bersamaan dengan itu ikhlasnya turun, kenyataan dapat ia terima dan ajaibnya rasa sakitnya ikut menghilang.

“I love you.” Ucap Gino, Aulia tersenyum tipis tak bisa dihindari air matanya kembali mengalir sebab pernyataan sang pria.

“I love you too.” Balas Aulia dengan lirih.

Terlihat Gino yang terkesima untuk sesaat, kemudian pria itu tersenyum, menarik wajah Aulia mendekat untuk kemudian mencium Aulia tepat di bibirnya dengan amat sangat lembut.

Aulia memejamkan matanya, menerima ciuman lembut dari pria yang telah sedemikan rupa menyakitinya, namun sedemikian rupa pula menyembuhkannya.

Aulia menerimanya. Ciuman dari orang yang menjadi luka dan obat sekaligus dalam hidupnya.

Ciuman mereka terhenti sejenak, Gino memandang Aulia, dengan lembut Gino usap pipi halus sang gadis.

“Aulia..” Panggilnya dengan lirih.

Aulia menjawab dengan tatapan lembutnya, membuat Gino kembali hilang kuasa.

“I just want to say it again. That I'm in love with you, Aulia Nabila.”

“And i want to hear it again, that you in love with me.”

“Say it again...”

Aulia tersenyum. “I love you Giorgino Alaska.”