Morning.

TW// Scene of kisses //


Suara kicauan burung terdengar seiring dengan sinar mentari yang menelusup dari celah ventilasi hingga beberapa menyoroti figur seorang pria yang tengah tertidur.

Gino mengernyitkan dahinya, kemudian membuka matanya yang sedetik kemudian reflek menyipit akibat silau.

Perlahan lensanya mulai bisa menerima hingga Gino dapat sepenuhnya membuka mata.

Pemandangan yang pertama ia dapati adalah wajah cantik nan polos milik Aulia.

Rasanya hangat serta teduh menyergap Gino di awal paginya kali ini.

Faktanya Gino betah, ia nyaman hingga rasanya ingin terlelap kembali.

Apa ini? Sebenarnya rasa apa ini? Ia mulai suka wajah mungil ini, Gino mulai tak senang jika matanya tak melihat wajah itu barang beberapa saat saja.

Gino gundah, namun tak bisa dipungkiri perasaannya membuncah.

Bahkan saat wajah yang tengah Gino pandangi sepenuh hati membuka matanya, Gino terkesiap namun merasa siap saat dua pasang mata itu saling menatap.

Perlahan tapi pasti Gino mendekatkan wajahnya pada wajah Aulia, mengikis jarak dengan kekuatan dari energi aneh yang tercipta.

Gino membelai wajah cantik Aulia, sorot matanya memandang manik jernih yang tanpa sadar sudah membuatnya terpesona.

Lagi, jarak itu semakin menghilang. Dalam hening deru nafas Gino menerpa wajah Aulia yang kini sudah memejamkan matanya, mengundang Gino untuk melakukannya.

Menempelkan dua benda kenyal nan lembab itu. Gino mencium Aulia tepat di bibir.


Pagi ini sungguh. Gino sangat ingin mencium Aulia.