Pemeriksaan.
“Tadi sudah di cek ya..” Wanita berjilbab hitam dengan jas putih itu berbicara tepat berada di hadapan Mario dan Syakila yang tengah duduk berdampingan.
Memang sekitar 3 jam yang lalu, baik Mario maupun Syakila sudah menjalani beberapa tes.
Dan katanya, hasilnya bisa keluar setelah 3 jam lagi.
Sekarang, 3 jam sudah berlalu dan disinilah mereka berada.
“Untuk bapak Mario..” Sang Dokter mulai berbicara, setelah beberapa saat tampak mengamati beberapa lembar kertas yang berada di tangannya.
“Tidak ada masalah. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa bapak Mario tidak mengalami masalah kesuburan.” Dokter itu kemudian menyingkirkan kertas hasil tes pemeriksaan Mario, mengganti dengan kertas dibawahnya.
“Ibu Syakila Prameswari?” Dokter itu kemudiam membacakan nama Syakila, senyum sang dokter menyapa Syakila dengan ramah. Syakila membalas meski segudang kegelisahan telah datang bersama dengan kecemasan mengisi penuh di dalam kepalanya.
“Namanya bagus, cantik. Persis seperti yang punya.”
Syakila menggigit bibir bawahnya setelah tersenyum lagi sebab gurauan yang dilontarkan sang dokter. Jikalau boleh jujur sekujur sendinya terasa lemas. Syakila cemas.
Keramahan yang hanya di dapatnya, membuat pikiran Syakila berkelana jauh, menyimpulkan bahwa sang dokter tengah berusaha menghiburnya, meski di awal dan juga samar.
Sempat ada jeda dan tak terlalu lama. Lalu kemudian dokter wanita itu melanjutkan apa yang memang seharusnya di lanjutkan.
Syakila melepas gigitan pada bibirnya. Nafasnya terhembus lemas, saat sang dokter memulai penjelasannya dengan berkata.
“Bu Syakila..” “Sepertinya ada beberapa masalah..”