Revenge.
“Mbak, ayam ada?” Sejenak Raya mengernyitkan dahi. Ini masih jam 9 pagi, awal harinya baru dimulai dan Raya sudah dibuat menahan napas akibat dongkol mendengar pertanyaan yang baru saja terlontar padanya.
Sejatinya Raya ini bukanlah orang yang mudah kesal, namun mendengar pertanyaan konyol seperti itu cukup membuat Raya ingin menampakan wajah datarnya.
Tentu saja ia tidak bisa. Raya ini sedang ada di posisi melayani seorang Raja dengan kedok pelanggan.
Raya tersenyum getir sedikit memaksakan. “Kebetulan ini restoran ayam mas, jadi insyaallah ada.”
Terlihat pria di hadapannya menahan tawa lalu memberikan senyuman nakalnya.
Tangan Raya sampai mengepal melihatnya, reflek membentuk antisipasi dari senyuman yang baru saja ia lihat.
Dan benar saja, prakiraan ya terjadi. Pria itu berdeham sebelum berkata “Ya udah saya pesen cola satu ya mbak, take away.”
Kepalan tangan Raya terlepas, Raya tersenyum pahit dibalas senyuman puas dari pelanggan pria sialan—Oh see? bahkan pada akhirnya Raya sukses dibuat mengumpat oleh pria menyebalkan itu.
Gadis itu menghirup nafas panjang, berharap agar emosinya segera turun dari ubun-ubun.
“Cola ukuran— Ukurannya apa ya mas?”
“Yang sedang aja mbak.”
Syukurlah akhirnya pria ini memilih untuk menjadi orang waras.
“Baik, Cola ukuran medium take away ya mas.”
“Yang sedang mbak, bukan medium.” Pergerakan Raya menekan tombol mesin kasir terhenti. Demi Tuhan! Raya ingin sekali memaki pria yang lagi-lagi menampakan senyuman jahil minta di tampar itu.
“Iya mas, Cola ukuran sedang. Take away. Ya?!” Dinding pertahanan emosinya akhirnya runtuh, Raya menekankan setiap kalimatnya mengulang pesanan dari manik mata yang sedari tadi entah mengapa mengisyaratkan sesuatu.
Tepat sebelum Raya berbalik untuk membuat pesanan pertama yang paling membuatnya dongkol di hari ini. Tanpa di duga pria itu bergerak mencondongkan tubuhnya hingga wajah mereka persis bersejajaran.
Raya reflek memundurkan kepalanya, lalu ekspresinya berubah kala mendengar apa yang pria ucapkan.
“Kesel ya mbak? Sama. saya juga kesel nggak bisa dapat dua botol susu kemarin.”
Oh God! Si maniak susu???!!!