Ruangan Gino.
“Hai..” Haikal menyapa Gino yang baru saja datang memasuki kembali ruangan yang baru 15 menit lalu Gino tinggalkan untuk meeting.
Disana juga ada Aulia, jadi benar gadis itu kemari. Gadis itu duduk di seberang Haikal sedangkan matanya menatap melihat kearah pintu dimana Gino tengah berdiri.
“A-aku bawain ini...” Jelas Aulia ketika Gino datang ke hadapannya.
Raut pria itu jelas sekali menampakan ketidaksenangannya. Aulia jadi kikuk sendiri. Benar kan, Aulia sudah menduga Gino akan marah.
“Lo ngapain kesini?” Tanya Gino dengan nada datar.
“Nganterin ini.” Aulia menunjuk pada kotak bekal yang terletak diatas meja.
Haikal memperhatikan keduanya, sejak tadi menjadi pengamat suasana. Mengamati raut wajah Aulia yang sedikit takut, serta raut wajah Gino yang kentara sekali tengah menahan kesal.
“Siapa yang nyuruh?” Meski tahu ada Haikal disana, Gino tidak segan sama sekali menunjukan ekspresinya.
“Anu—”
“Gue lagi meeting tadi. Lo ganggu, tahu gak?” Belum selesai Aulia berucap, Gino sudah memotongnya.
Kali ini nada Gino jelas sekali menampakan bahwa pria itu merasa kesal.
“Iya, udah di kasih tahu tadi sama temen kamu.” Aulia menjawab.
“Emang aku ganggu ya? Kamu tahu dari mana aku disini? Aku kan belum bilang kalau aku kesini, sengaja karena tahu kamu lagi meeting, biar ngga ganggu.” Aulia penasaran, sebab katanya ia menganggu Gino. tapi ia bingung dimana letak ia 'menganggu' pria itu. Sedangkan pria itu tahu Aulia disini saja tidak?
“Gue yang kasih tahu.” Haikal mengangkat tangannya, membuat Aulia dan Gino menoleh kearahnya. Pria yang sejak tadi diam menjadi pemerhati itu kemudian berdiri dengan santai menghampiri Gino.
Haikal menepuk pundak Gino, mendekat membisikan sesuatu. “Jangan galak-galak bro, nanti gue ambil, mau?”
Haikal terkekeh setelah mengucapkan kalimatnya, menepuk-nepuk pundak temannya itu dengan santai, lalu beralih pandang kearah Aulia yang sejak tadi menonton.
Haikal melemparkan senyumnya pada gadis yang kini menyandang status istri dari temannya.
“Kalau dia nggak mau makan, kasih gue aja.”
Haikal berjalan mendekati Aulia, meletakan sesuatu yang ia ambil dari dompetnya ke atas kotak bekal yang Aulia bawa.
“Nomor gue.” Setelahnya Haikal berlalu pergi meninggalkan ruangan.
Meninggalkan Aulia dengan kerutan mendalam di dahi, dan Gino dengan gertakan gigi serta rahang yang mengeras.